Translate

Kamis, 13 Juni 2013

Dosa Doa Ujian Nasional

Ponorogo menampakkan beda,
kabut kental hiasi pandangan, namun jalanan tlah riuh oleh lalu-lalang pejuang bersenapan pensil dan penghapus

Dua puluh kode!
Jantung berdetak berirama ketakutan
Dengungnya hantam bongkahan es keringat yang cair oleh sengatan terik pagi
Menetes, satu per satu air kegugupan beraroma anyir luapan takdir
. . .

UN merupa raksasa
siap memangsa putera bangsa
sebarkan isu semburkan opini
muntahkan gejolak pada benak-benak anak negeri

Semua menurut pada takut
mengabdi pada ambisi
dan arca-arca kecurangan disembah banyak
makhluk pencari sakti, makhluk penakut mati

Para petinggi merupa vampir yang haus akan darah-darah korup
hunuskan pedang perang
siaga, tembus benteng pikiran para jelata

Akibatnya
UN jadi saudara kembar BBM
serba tak rata
serba compang-camping
Bila BBM picu panjangnya antrian jurigen juga keretaa truk
maka UN picu banyaknya antrian seragam putih abu-abu
tuk dapatkan carik-carik kertas berbarcode
taruhan masa depan

Belum lagi
aparat bersenjata tak tegas menebas gerombolan preman petindak non kejujuran
bahkan sindikatnya jadi lazim dirasa

Akibatnya
Beredarlah kunci-kunci gaib yang jadi mustika
pionir ampuh giring gembala UN menuju muara kata"lulus" atau "tidak lulus"

Unik, mustika yang dianggap mujarab makin laris memanis madu, ramai transaksinya penuhi lapak dunia maya
wah, bahkan populernya kalahkan laris pasar Songgolangit di kotaku!

Dan, si pelaku UN
kian cerdas, keras memeras benak, tuk temui kelapangan tangan saat bergerak
dengan belajar?
dengan berdoa?
dengan menyontek?
dengan beli kunci?
apa dengan bayar dukun?

Oh Ujian Nasional, nyawa mana lagi yang kan kau mainkan?
. . .

Jika mata menyudut pandang pada dimensi kelabu
pasti saja
hanya besetan belati kecewa yang penuhi wajah negeri
hanya muram sang mendung yang menyertai cacat-cacat bersenandung tanpa ujung

Namun, bukankah kita bersama sedang belajar?

Kita adalah satu dedikasi
melebur dalam evolusi bait demi bait proses menuju bumi pendidikan yang lahirkan aneka cendekia

Berdoalah
kelak senggama antara karakter dan pendidikan akan melahirkan generasi yang akar tunggang pemikiran hebatnya mencengkram kuat tanah khatulistiwa

Ya, percayalah pada imajinasi
akan ada masa
kala ujian nasional berdandan lebih tampan
pakai jas, sepatu dan dasi kejujuran serta keadilan
dan dosa-dosanya bisa lenyap termakan taubat dan untaian doa-doa pengharapan

Kamis, 18 April 2013
Berharap akan ada secercah pelita dalam gulita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar