Translate

Sabtu, 26 Juli 2014

Rindu yang Terbelenggu di Sela Waktu

Aku merindukanmu 

Saat bertubi-tubi derap langkah memacu kobaran naluri tuk menerjang bersama kobaran matahari 

Saat sebanyak-banyak pusaka berlumur cairan anyir, meredah kekalutan yang senantiasa perpendar di balik suara nadi 

Saat semua harga diri dibeli hingga ganasnya nalar mengoyak, berontak, dan nyawa jadi tawanan yang tiada mungkin dikembalikan 

Saat semua teriakan adalah sama, kami ingin merdeka! 


Aku tetap merindukanmu 

Meski pribumi tlah terseret-seret dijalanan, dalam perantauan tak berhingga, sebab benalu yang menggerogoti jati diri, tanpa ampun-ampun 

Meski tawa demi tawa kekuasaan melambai-lambai kemudian bertepuk riang di atas onggokan tulang belulang yang bercampur dengan tanah kerelaan 

Meski waktu akan terus beriringan denganmu, membesarkanmu, mengukuhkan engsel rangka yang entahlah, semoga tiap hembus nafas mengharmoni, karena enam puluh tujuh tahun silam, kau adalah satu bersamaku 

Dan biarkan 
Rinduku membumbung tinggi terbawa bayu, berjatuhan terlibas hujan, mengalir mencemari tiap hilir anak-anak sungai, lalu kau punguti serpih-serpih ini mengendap pada delta-delta kesempatan, kemudian terbangkanlah, karena pada saatnya rinduku bermetamorfosa, dengan sayap-sayap yang kan terus mengepak, menabur benih yang tumbuh menghujam dada tiap-tiap nafsi di Pertiwi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar