Translate

Sabtu, 26 Juli 2014

Menangislah Lima Menit Saja

Bila ingin menangis, menangislah
Lima menit saja
Kau tahu kan, pejuang yang baik akan selalu baik-baik saja?

Aku tahu
Gelap tanpa rembulan dan pekik lolongan raja malam sanggup membawamu histeris
dalam birunya air mata
Mungkin kau hanya khawatir, bila Tuhan tiada memberi kesempatan untuk tersenyum
Namun, bukankah senyum seharusnya sanggup kau ukir sendiri pada hati yang mulai mengeras?
Meski lebih mudah mengukir senyum pada hati yang lunak

Kali ini aku tak mau menghiburmu, atau sekedar menghapus air mata
yang tergores di pipimu
Aku juga tak akan memberimu lagi, pundakku yang bisu tuk kausandari
Karena ia hanya kan memupuk luka yang merekah, menyesaki dada
Setiap insan tiada mungkin inginkan itu
Terjatuh atau dijatuhkan
Tapi adakah jaminan? Untuk terhindar?
Tuhan hanya menjamin, beserta kesulitan ada kemudahan

Kau tinggal pilih
Teruslah terbelenggu oleh tangis hingga senja
Atau enyah, dan berlari sebelum kehilangan matahari

Kalbu isyaratkan rindu pada setiap jiwa yang haus akan pelukan
Hanya yang teguh batinnya
Ia mampu merengkuh kalam-Nya dengan rengkuhan yang penuh makna
Jikalau masih ada Tuhan dalam hati

Bila ingin menangis, menangislah
Lima menit saja
Kau tahu kan, pejuang yang baik akan selalu baik-baik saja?



Untuk semua yang pernah menangisi kegagalan
Ponorogo, 17 Juli 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar