Aku ungkap perasaan
ini dengan sangat luar biasa
Ini bukan drama
Ini bukan telenovela
Dengan seret-seret langkah sarat keraguan
Ku arungi bara imaji nan meronta-ronta pada awan
Awan yang sepantasnya bukan berkelabukan hujan
Namun imaji menjadi-jadi mirip api, membakar benderangnya keyakinan
Seminggu sudah
Rakitku terombang-ambing di tengah ganasnya bahtera
Dan gelombang bayu sempat menjamah pelayaran sang asa
"Seperti inikah ketegasan mayapada ?"
Kataku dalam ketersendatan hela nafas bersahaja
Atom-atom dalam sistemku mendadak aneh, seperti kehilangan nukleusnya
Kemudian terbius oleh bias cahaya yang meraba-raba
Hingga pelangi menjelma pada gulita
Sinar gamma jadi kebal akan kesaktian atmosfer
Pula hujan siang petang melarutkan sulfur pada batuan yang belum sempurna bermetamorfosa
Juga lempeng-lempeng bergoyang seakan menyindir kerak dunia
"Ku akui kelarutanku dalam kemabukan."
Ya, begitu pengapnya ruangan itu
Diserbu nue ardente berujud asap-asap biru
"Jika tiada nalar yang bisa mendiskripsikan ketersayatan,
Ingatlah bahwa kamu masih punya Allah."
"Suara siapa itu, siapa kau ?"
Linglung dan bingung mengaduk kepenasaran
"Aku nurani, dan kau mengenalku."
9 Desember 2011
Ini bukan drama
Ini bukan telenovela
Dengan seret-seret langkah sarat keraguan
Ku arungi bara imaji nan meronta-ronta pada awan
Awan yang sepantasnya bukan berkelabukan hujan
Namun imaji menjadi-jadi mirip api, membakar benderangnya keyakinan
Seminggu sudah
Rakitku terombang-ambing di tengah ganasnya bahtera
Dan gelombang bayu sempat menjamah pelayaran sang asa
"Seperti inikah ketegasan mayapada ?"
Kataku dalam ketersendatan hela nafas bersahaja
Atom-atom dalam sistemku mendadak aneh, seperti kehilangan nukleusnya
Kemudian terbius oleh bias cahaya yang meraba-raba
Hingga pelangi menjelma pada gulita
Sinar gamma jadi kebal akan kesaktian atmosfer
Pula hujan siang petang melarutkan sulfur pada batuan yang belum sempurna bermetamorfosa
Juga lempeng-lempeng bergoyang seakan menyindir kerak dunia
"Ku akui kelarutanku dalam kemabukan."
Ya, begitu pengapnya ruangan itu
Diserbu nue ardente berujud asap-asap biru
"Jika tiada nalar yang bisa mendiskripsikan ketersayatan,
Ingatlah bahwa kamu masih punya Allah."
"Suara siapa itu, siapa kau ?"
Linglung dan bingung mengaduk kepenasaran
"Aku nurani, dan kau mengenalku."
9 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar